Coretanku

Ilmu rumpu rampe
Desahmu

diam aku dalam kelamnya hati
tatap jiwa nan lunglai
pedih, perih...coba bangun dengan harapan tersisa
tuk rengkuh serpihan kasihmu

kau disana, diujung harapan
dalam kancah kisah tak berujung
diantara kau, dia dan aku

hembusan nafasmu pucatkan wajahku
ketika lembayung senja semakin menepi
sayup desahmu ngiangkan telinga
dibibir pantai jiwa yang merana

(bandung, penghujung juni 2010)



Cinta nan lara

waktu bawa kita ke lembah lara
diantara jerit tangis hati
jemari lentikmu colek lenganku
bawa aku dalam bingkai asmara

sepoi angin kabarkan warta
dari pemilik jiwa nan lara
bangkitkan haru jiwa pendengar
tuk timang harapan bisu

gelak tawa pemuja cinta
tak jua mengubah laramu
dalam bingkai kata yang keluh
diantara dua hari yang berbeda

 (bandung, penghujung juni 2010)



Kau ada

kau ada diantara waktu dan hati
diantara siang dan malam
diantara bahagia dan derita
diantara harapan dan kenyataan

kau ada ketika hatiku beku
ketika keluh jadi tawa
ketika sedih jadi senyum
ketika derita jadi bahagia

kau ada ketika aku dalam penantian
ketika harapan hampir sirna
ketika sandaran kan lapuk
ketika bibirku memanggil

(bandung, penghujung juni 2010)


Wajah tak bertuan
galau hati menatap lembayung
lantaran hari yang dilewati tak berarti
sesekali camar meliuk mencium laut
seolah menerkam dan kembali lagi

kau sandarkan jiwa di dinding senja
ketika mentari kan pamit
ketika burung malam mulai keluar dari sarang
ketika suara jengkrik mulai tiba

waktu mendesakku
menebak jiwa yang terpajang di dinding senja
seribu kali kubertanya
jiwa siapa yang ada di sana?

penuh lara
berselimutkan peluh
tak ada kebahagiaan
lusuh, lunglai
mungkinkah kan terbenam bersama mentari senja?

(bandung, penghujung juni 2010)